Rabu, 17 November 2010

Westernisasi dan Rekontruksi Islam

Pada awal abad 19 kekhalifahan islam yang telah terkonsep dan tersusun rapih berabad-abad silam berubah menjadi bentuk republik islam, organisasi dan kelompok oposisi ilegal serta gerakan-gerakan islam, mulai dari mesir sampai Pakistan, yang ikut terlibat dalam aktivisme sosial dan politik, serta berpartisipasi dalam kelangsungan negara dan masyarakat islam majmuk.,

Dunia mengklaim terhadap bentuk negara islam seperti arab Saudi dan iran sebagi negara pembentuk dan penggodok teroris yang selama ini menghantui keamanan internasional. Padahal yang selama ini menjadi realita adalah mereka yang berteriak teroris adalah teroris yang sebenarnya dan masyarakat dunia hendaknya mengetahui hal ini.

Sebagai generasi muslim kita telah maklum bahwa masyarakat dunia bukan masyarakat yang bodoh dan mudah untuk dikendalikan. Moncong senapan api belaras panjang milik musuh-musuh islam sudah siap dihadapan kita untuk memuntahkan peluru apinya. Umat islam dipalestina misalnya, mereka tak bisa berkutik untuk melawan dan hanya pasrah kepada sang ilahi yang membuat mereka bertahan hidup sampai sekarang.

Kita tidak usah berpanjang lebar membicarakan itu. Karena yang paling penting adalah bagaimana masyarakat muslim bersama-sama melawan pengaruh-pengaruh kesesatan westernisasi yang telah ditanamkan kaum barat selama ini. Karena fakta yang ada adalah generasi muslim kurang bisa memilah mana yang bisa dimanfaatkan dari westernisasi yang telah ada untuk kemajuan islam dan mana yang haru dicampakkan, serta kebayakan dari mereka lebih terpengaruh dengan system a moril barat yang cenderung merugikan dab menyesatkan.

Sebuah tugas besar bagi muslim dunia untuk mengembalikan ajaran islam yang sebenarnya dan menata hidup kita sebenarnya, seperti yang termaktub dalam alkitab dan asssunah. Akan tetapi apakah kekhalifahan islam yang telah roboh akibat imperalis barat dulu akan berdiri kembali ataukah islam bangkit dengan wajah baru?. Pertanyaan seperti ini yang harus kita perhitungkan bagi generasi muslim karena yang telah kita maklumi bahwa imperalis barat dan westernissasi yang selama ini telah menggerogoti islam majmuk tak bisa dielakkan lagi dan sekarang telah merayap melalui aliran darah setiap muslim dipenjuru dunia.

Yang harus kita garis bawahi adalah kita jangan terlalu terbawa dengan emosional untuk segera merealisasikan hal tersebut, toh penegakan syariat islam tak harus dengan geraka-gerakan yang faktatif. Karena yang perlu kita tekankan bagaimana islam berjalan dari berbagai aspeknya baik itu dalam politik, sosial dan kemasyarakat serta ilmu pengetahuan dan teknologi (islam kaffah) tanpa adanya system kekhalifahan atau yang telah kita miliki dahulu.

Dikawasan timur tengah, misalnya Saudi Arabia dan iran yang mengaku negaranya berbentuk atas dasar islam akan tetapi dari berbagai aspek mereka kecolongan dengan negara-negara yang berasaskan sekuler seperti mesir. Arab Saudi yang selama ini diklaim sebagai satu-satunya negara islam yang berlandaskan atas islam kaffah ternyata moral masyrakatnya dekat sekali dengan kata mengecewakan dan mempermalukan islam sendiri.

Seperti yang telah disampaikan tadi bahwa mesir satu contoh kongkrit wujud penerapan islam kaffah. Masyarkat yang majmuk, yang terdiri dari berbagi golongan, ras, suku dan budaya serta agama mampu menjaga hubungan harmonis antara masyarakat satu dengan yang lain bahkan rasa saling menghargai dan menghormatinya terjaga rapih. Padahal dibandingkan dengan negara-negara timur tengah yang lain mesir mempunyai beban peradaban yang berat karena berbagi transisi kebudayan dan agama terjadi disini. Peradaban romawi kemudian kekhalifahan islam dan akhirnya kekhalifahn islam roboh, kemudian digantikan imperalis dan westernisasi yang ujungnya menjadi negara yang berfaham sekuler. Dengan berbagi timpang tindih peradaban seperti itu ternyata mesir bukanlah negara yang rapuh, negara yang mudah terpengaruh dengan kebudayaan-kebudayaan baru yang silih berganti, akan tetapi mesir telah menjadi negara yang mampu menyelaraskan ketimpangan-ketimpangan yang ada, malahan Mesir sendiri mampu mengambil beberapa hal penting yang terjadi pada ketimpangan-ketimpangan yang ada. Westernisasi progresif dan sekulerisasi masyarakat yang telah diterapkan mampu memberikan hal yang lebih dalam kemajuan negara ini dan tanpa mengurangi pemberlakuan syariat yang ada.

Tidak hanya mesir yang melakukan hal seperti ini, meskipun arab Saudi muncul sebagai negara islam dan memproklamsikan dirinya sendiri, mayoritas negara muslim berusaha membangun negara modern dengan paradigma barat yang diperlunak dengan undang-undang ad hoc, seperti pesyaratan bahwa kepala negara harus seorang muslim atau penetapan syariat(hukum islam) sebagai sumber hukum, terlepas dari apakah hukum tersebut sesuai.

Namun demikian tak berlangsung lama, wajah luar yang ditampilkan negara-negara tersebut mulai retak. Six days war antara Arab-israel pada tahun 1967 memperlihatkan kekalahan telak gabungan pasukan Arab dengan Israel dan hilangnya beberapa kota penting di Palestiana bahkan Yerusalem yang sebagai kota suci ketiga islam pun jatuh ketangan kaum Yahudi atau perang sasudara Pakistan dan Bangladesh yang sama-sama negara muslim membuat nasionalisme muslim terpecah belah.

Dengan kejadian-kejadian yang ada dunia islam, pihak-pihak yang merasa kecewa mulai mengkaji ulang tentang nasib mereka kedepan. Mengapa masyarakat dan negara muslim yang baru merdeka mandul, otoritan, miskin, buta huruf dan korup? Mengapa, terlepasa dari sekutu dan model pembangunan barat yang mereka terapkan masih membuat lemah dan rapuh?.

Pemikiran-pemikiran seperti ini yang harus ditiadakan dari dunia islam. Melihat hal ini, mereka kaum barat akan berbangga ria dengan westernisasi yang mereka lakukan selama ini. Melihat kaum muslim hancur, rapuh dan patah semangat serta hanya bisa meratapi kegagalannya tanpa ada gebrakan baru yang membuat mereka bangkit dari kesemua itu. Apalagi gerakan westernisasi yang secara mendasar telah melakukan upaya pengubahan berbagai pemahaman islam didunia, memisahkan antara umat islam dari sejarah masa lampau dan kejayaan mereka, dan usaha untuk melenyapkan sisa-siasa kejayaan islam juga disertai dengan penanaman keraguan-keraguan, menyebarkan syubhat seputar masalah agama, bahasa, sejarah, alam pemikiran, pemahaman secara menyeluruh bisa dikatakan sebagai kesuksesan besar bagi mereka dan hal ini merupakan bencana besar bagi umat islam dunia.

Ada sebuah catatan kecil yang ditulis oleh seorang kristiani tua yaitu raja prancis, lois kesembilan saat dipenjara di al-Manshuroh setelah kekalahan bala tentaranya pada perang salib kedua, catatan itu berisi tentang sikap terhadap dunia islam usai perang salib. Lois kesembilan itu dalam catatannya menyinggung bahwa satu-satunya jalan menguasai kaum muslimin bukanlah melalui perang dengan power. Sebabnya adalah muslim punya perangkat jihad fi sabilillah. Perang melawan muslim harus dimulai dengan merusak akidah mereka yang sudah berurat akar dan segera dipisahkan antara akidah dan syariat.

Dari perhelatan panjang yang telah penulis sampaikan tadi dapat dipetik beberapa hal yan seharusnya kita umat muslim menyadari bahwa yang telah kita alami dalam beberapa kurun terakhir ini adalah hasil dari target agung mereka untuk merobohkan islam dan perlu digaris bawahi juga mereka mengorek akidah dan syariat kita dengan diam-diam dan kita tak pernah menyadari hal itu. Apakah kita akan diam menghadapi kenyataan yang ada dan bagaimanakah kita menyikapinya?.

Secara garis besar kita telah kecolongan, namun kini saatnya bagi kita memutar balikan fakta yang ada. Kita tak akan lagi menjadi konsumen produk-produk kesesatan westernisai tapi kita akan memproduksi hasil produksi westernisasi tersebut menjadi hal lain yang tentunya menjadi sebuah produk yang diselaraskan dengan akidah dan syariat islam didalamnya yang nantinya produk tersebut akan kita hadiahkan kepada umat muslimin dunia untuk meghidupkan kembali akidah dan syariat islam yang hampir terkubur oleh waktu dan peradaban barat.

Dengan kondisi peradaban seperti ini tentunya kita harus mempunyai good strategy untuk merealisasikan islam yang sesungguhnya agar akidah dan syariat islam bisa ditegakkan walaupun tanpa mengubah system pemerintahan dunia yang telah ada. Kita tidak usah berpusing ria untuk mengrekonruksi ulang kekhalifahan islam yang telah tiada akan tetapi, merekontruksi islam sesungguhnya dalam setiap muslimlah yang harus kita hidupkan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar